Jangan Menilai Handphone dari Casingnya, Lihatlah Isinya Bukan Wadahnya

Berikut cerita dari Ust Jamil Azzaini  semoga dapat memberi pencerahan,

Al kisah dahulu kala di sebuah kerajaan terdapat seorang penasehat kerajaan yang sangat disegani. Penasehat ini buruk rupa dan bongkok, namun kata-katanya sangat didengar oleh raja. Melihat fakta ini, putri sang raja heran dan iri.

Suatu saat sang putri mengejek dan bertanya kepada penasehat ini,
“Jika engkau bijaksana, beritahu aku mengapa Tuhan menyimpan kebijaksanaan-Nya dalam diri orang yang buruk rupa dan bongkok?”

Penasehat itu balik bertanya,  “Apakah ayahmu mempunyai anggur?”
Sang putri langsung menjawab,  “Semua orang tahu ayahku mempunyai anggur terbaik, pertanyaan bodoh macam itu?”

Sang penasehat kemudian bertanya lagi, “Dimana ia meletakkannya?”
Sang putri menjawab dengan cepat, “Yang pasti di dalam bejana tanah liat.”
Mendengar itu, sang penasehat tertawa sambil berkata, “Seorang raja yang kaya akan emas dan perak seperti ayahmu menggunakan bejana tanah liat?”

Mendengar itu putri raja berlalu meninggalkannya dengan rasa malu. Ia segera memerintahkan pelayan memindahkan semua anggur yang ada di dalam bejana tanah liat ke dalam bejana yang terbuat dari emas dan perak.

Suatu hari sang raja mengadakan jamuan bagi para tamu kerajaan. Alangkah terkejutnya raja karena anggur yang diminumnya rasanya sangat masam. Akhirnya ia memanggil semua pelayan istana dan tahulah sang raja bahwa itu adalah ulah putrinya.

Putri raja berkata kepada penasehat kerajaan, “Mengapa engkau menipuku? Aku memindahkan semua anggur ke dalam bejana emas tapi hasilnya semua anggur terasa asam.”

Dengan tenang penasehat kerajaan menjawab, “Sekarang engkau tahu mengapa Tuhan lebih suka menempatkan kebijaksanaan dalam wadah yang sederhana.”

Jadi, jangan pernah tertipu wadah atau penampilan seseorang. seperti kata Oom Tukul "Jangan Menilai Handphone dari Casingnya" Orang yang berpenampilan necis dan klimis jangan-jangan memiliki utang kartu kredit yang besar. Sementara orang yang sederhana dan biasa ternyata justru sudah memiliki kebebasan finansial dan tidak terlilit hutang. Oleh karena itu, biasakanlah melihat isinya bukan wadahnya. Jadilah orang yang rendah hati, sederhana dan bersahaja.

Bila cerita ini bermanfaat, silahkan dishare sebanyak-banyaknya Terima kasih